
Sembilan sekolah dasar di Gugus Teratai melaksanakan FGD pada hari Jumat, 21 Februari 2025. FGD dihadiri oleh seluruh Kepala Sekolah se-gugus Teratai dan Dinas terkait seperti Dinas P dan K, Dinas PPKBPPPA, BPBD, Puskesmas serta Korwilcambidikcam Wonogiri.
Acara diawali dengan overview Program Gugus Teratai selama 3 tahun terakhir. Eko Siswanto menyampaikan Sekolah Ramah Anak adalah ikhtiar untuk melindungi masa depan anak-anak kita. Program ini sudah dirintis sejak tahun 2023 dengan program Jaga Putra Jaga Kanca. Dengan dukungan komitmen dari semua pihak baik kepala sekolah, guru, orang tua, dan siswa. Sampai saat ini program tersebut masih tetap dilaksanakan salah satunya dengan pembacaan komitmen siswa oleh seluruh siswa setiap upacara bendera hari Senin. Tahun 2024 Gugus Teratai mengadakan study tiru ke SDN 1 Wonosari Gunungkidul yang telah mendapatkan sertifikasi Sekolah Ramah Anak terstandarisasi dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi serta dari Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak. Memang ada beberapa point penting yang perlu dipersiapkan salah satunya adalah MOU dengan berbagai dinas atau badan terkait dalam mewujudkan Sekolah Ramah Anak.
Acara dilanjutkan Pandangan, Saran, dan masukan dari Kepala Dinas P dan K Kabupaten Wonogiri Drs. Sriyanto, M.M. Beliau menyampaikan kasus-kasus kekerasan yang terjadi adalah kumpulan residu dari masalah keluarga. Namun kenyataannya selama ini kasus-kasus tersebut yang muncul adalah pihak sekolah yang disalahkan. Untuk itu sekolah harus berhati-hati dan waspada serta berupaya untuk memberikan layanan Sekolah Ramah Anak. Ada 6 aspek untuk mewujudkan sekolah yang nyaman yakni:
- student center learning dalam pembelajaran
- dukungan bakat dan minat siswa
- beri kesempatan siswa untuk berpendapat
- Jangan membeda-bedakan siswa
- libatkan siswa dalam kegiatan
- Sediakan sarana dan fasilitas untuk siswa berkreasi
Sekolah harus membekali anak-anak dengan safety briefing dan mengintegrasikannya dalam 7 kebiasaan anak Indonesia Hebat. Sebenarnya saat ini di sekolah sudah ada Tim TPPK (Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di Sekolah). Diharapkan seluruh stakeholder yang menjadi pengurus TPPK ini harus aktif terutama di jam-jam rawan seperti jam istirahat. Harus ada guru yang mengawasi jam istirahat siswa.
Untuk menghindari bullying maka guru harus memetakan di kelasnya siapa saja siswa-siswa yang rawan terpantau akan melakukan bullying dan terpantau rawan terkena bullying.
Titik rawan anak-anak yang menjadi pelaku atau terkena bullying adalah:
- anak dari keluarga boro atau orang tuanya bekerja di luar daerah sehingga di rumah hanya dengan saudara atau nenek kakeknya
- anak dari keluarga broken home
- anak yang memiliki ayah tiri
- anak dengan disabilitas
Mari memaksimalkan kerjasama Tripusat pendidikan yakni sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
3. Indah Kuswati, S.H., M.M. dari dinas PPKBPPPA
kasus-kasus yang terjadi akhir-akhir ini merambah ke SD memang rata-rata dari keluarga yang kurang pengawasan orang tua terutama terhadap akses anak pada HP dan media sosialnya. Kerja sama sekolah dengan orang tua sangat penting dilakukan. Dinas PPKBPPPA menyambut baik kegiatan ini. Dinas PPKBPPPA akan menyediakan tenaga psikolog untuk melakukan pelatihan terhadap guru yakni pelatihan psikologi perkembangan anak dan psikologi pendidikan.
4. dari BPBD Sri Maryati, S.Sos., M.Ap.
Mewujudkan Sekolah Ramah Aanak terdiri dari ranah fisik dan non fisik. Khususnya dalam ranah fisik maka sarana prasarana di sekolah harus aman dan ada pembekalan manajemen bencana. Dalam penanggulangan bencana ada tiga fase yaitu fase prabencana, fase tanggap bencana, dan fase pasca bencana. Sekolah perlu menyiapkan PKBA (Perencanaan Berbasis Anak). Rencana simulasi untuk penanggulangan tanggap bencana akan dilaksanakan di bulan April 2025. Dengan Sosialisasi di tiap sekolah. Silahkan sekolah membuat jadwal pelaksanaannya. Selanjutnya BPBD akan menyusun SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana) dengan membuat MOU antara BPBD dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri. Penting untuk sekolah mempersiapkan Tim Siaga Sekolah, pemetaan jalur evakuasi, persiapan alat-alat seperti P3K, helm dan pengaman lainnya. Diharapkan nanti sekolah akan menjadi SPAB tingkat Pratama setelah mengikuti pelatihan penanggulangan tanggap bencana. Setelah pelatihan ini sekolah harus setiap tahun mengulang lagi rutin dilaksanakan oleh pihak sekolah agar nanti masuk dalam karakter diri siswa ketika menghadapi bencana.
- Puskesmas Wonogiri 2 oleh Dian Kurnia Wati, S. ST.
Akan mengisi Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan penyuluhan NAPSA. Sejak lama Puskesmas fokus pada penanggulangan stunting diharapkan nanti di tahun 2045 masalah stunting ini sudah teratasi untuk menuju Indonesia emas. Namun seiring berjalannya waktu ternyata masalahnya tidak hanya stunting saja. Ada masalah yang harus segera diatasi juga yakni anak-anak yang menginjak masa remaja di SD harus dibekali dengan pemahaman yang benar tentang diri dan kesehatan reproduksinya. Kita menyadari kelak setelah mereka 10 atau 20 tahun ke depan akan menjadi tonggak pemimpin bangsa kita sehingga kita harus berupaya untuk mempersiapkan anak-anak kita. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan NAPSA nanti akan diikuti oleh anak-anak Kelas IV, V, dan VI. Waktu penyuluhan sekitar 20 menit rencananya akan dilaksanakan di bulan Mei 2025. Pelaksanaan nanti dalam kelompok kecil sekitar 10 sampai 20 siswa. Pelaksanaan terpisah gender laki-laki sendiri anak perempuan sendiri. Silahkan sekolah mengajikan jadwal. Selanjutnya akan ada pemeriksaan fasilitas sekolah dan keamanan jajanan sekolah. Sarana kamar mandi, sabun cuci tangan dengan air yang mengalir dan handuk kering yang diganti setiap 3 hari sekali, pembuangan sampah di tempat sampah yang tertutup dan injakan untuk membukanya. Ada tiga tema penting yang akan diangkat dalam penyuluhan ini yakni tubuhku istimewa aku harus menjaganya, rahasia tubuhku menjaga kesehatan dan kebersihan, Jadi anak keren dengan tubuh sehat dan aman.
- Pengawas Dabin Ibu Sri Gunanti, S.Pd., M.Pd.
mohon seandainya bisa dilakukan silakan direvisi untuk Visi Misi sekolah bisa dimasukkan visi misi ada muatan mewujudkan Sekolah Ramah Anak. Penggantian visi misi ini boleh dilakukan yang penting sesuai dengan musyawarah dari seluruh stakeholder sekolah. silahkan kepala sekolah segera membuat MOU dengan 3 instansi yakni PPKBPPPA, BPBD dan Puskesmas. Tujuan MOU mohon ditambahkan untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak, mewujudkan Sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan, pembentukan karakter Siswa, peningkatan kualitas perlindungan anak.
Untuk program Jaga Putra Jaga Kanca di point komitmen siswa poin 3 merangkul siswa satu sekolah bisa diganti kalimatnya namun bisa disesuaikan misalkan kalimat tidak membeda-bedakan teman.
- Korwilcambidikcam Wonogiri BPK. Drs. Suharno Prihutomo, M.Si
Untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak khususnya dalam sarana prasarana sekolah harus aman contohnya keset yang aman, tanaman tidak boleh berduri, jangan ada pagar dengan kawat berduri, pintu kamar mandi dan pintu kelas harus menghadap keluar dengan dipindah engselnya. Kasus-kasus yang terjadi di sekolah harus ada catatan tertulis kasus apa dan penyelesaiannya bagaimana. Kasus-kasus yang ada harus diselesaikan sesuai SOP contoh jika ada anak yang terluka maka sekolah berkoordinasi dengan orang tua untuk membawa langsung ke Puskesmas, jangan hanya diantar pulang. ke depan mohon diusulkan di K3S ada peralenan atau uang duka bagi siswa yang meninggal sehingga jika ada siswa yang meninggal kita bisa memberikan sedikit dana bantuan.
Acara ditutup dengan kesimpulan dan penutup. Sekolah Ramah Anak adalah ikhtiar kita bersama untuk melindungi masa depan anak-anak kita, adanya MOU antara sekolah dan dinas terkait mewujudkan satu tujuan yang sama yaitu mewujudkan Sekolah Ramah Anak Terstandarisasi, timeline program Sekolah Ramah Anak tahun ini nanti akan dikoordinasikan lebih lanjut.