PENDAMPINGAN PSIKOLOGI ANAK DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN KEPADA ANAK

Kegiatan Pendampingan Psikologi Anak dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Anak diselenggarakan di SD Negeri 1 Wonogiri pada pukul 07.30 WIB hingga selesai. Acara ini menghadirkan narasumber Basuki Rahmad, S.Psi dari RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri, dan dimoderatori oleh Ibu Gustanti Mandasari. Kegiatan ini ditujukan kepada Kepala Sekolah, guru kelas I sampai VI, guru Olahraga, dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang tergabung dalam Gugus Teratai Wonogiri. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman para pendidik dalam mencegah dan menangani kekerasan terhadap anak melalui pendekatan psikologis yang tepat.
In House Training Pendampingan Psikologi Anak Dalam Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Terhadap Anak dibuka oleh MC Ibu Gustanti Mandasari dengan Basmallah dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Acara dilanjutkan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Mahmud Yunus.
Laporan ketua panitia disampaikan oleh bapak Eko Siswanto dimulai dengan ucapan terimakasih atas kedatangan bapak/ibu guru. In House Training Pendampingan Psikologi Anak Dalam Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Terhadap Anak dilaksanakan untuk membantu bapak ibu guru dalam menghadapi masalah Bullying yang terjadi di lingkungan sekolah. Diharapkan bapak ibu guru dapat meningkatkan kepekaan terhadap perkembangan anak. Dengan adanya jogo putro jogo konco yang telah dilaksanakan selama 2 tahun, tidak menutup kemungkinan masalah masalah dapat muncul. Oleh karena itu mari kita berkomitmen bersama untuk melaksanakan jogo putro jogo konco. Selain itu sekolah sekolah kita juga merupakan sekolah ramah anak, oleh karena itu harus ada tata tertib yang dibuat dengan melibatkan orang tua dan siswa. Gugus Teratai merupakan gugus yang heterogen dimana terdapat sekolah dengan siswa banyak dan siswa sedikit, terdapat 3 sekolah swasta dan 6 sekolah negeri. MPLS akan dilaksanakan minggu depan yaitu mulai tanggal 14 Juli 2025, pada pelaksanaannya sekolah diharapkan memenuhi seluruh administrasi MPLS mulai dari daftar hadir, notulensi dan lain-lain. MPLS diharapkan dapat melibatkan orang tua siswa.
Materi pertama disampaikan oleh ibu Indah Kuswati yang merupakan kabid UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Wonogiri. Ada rencana diadakan monev pada gugus Teratai untuk melakukan standarisasi Sekolah Ramah Anak (SRA), monev diadakan tanpa pemberitahuan atau dapat dikatakan sebagai sidak. Indikator yang dipertimbangkan adalah kantin sehat, meja tidak lancip, dll. Indikator kantin sehat yang dimaksud yaitu kantin harus menjual makanan-makanan sehat, taplak meja bukan berasal dari plastic makanan makanan tidak sehat karena dapat diindikasikan sebagai promosi makanan tidak sehat. Kantin yang sehat merupakan hak anak, hak mendapatkan makanan yang sehat, bergizi dan layak. Mari kita ciptakan sekolah yang nyaman dan menyenangkan dengan lebih peka terhadap peserta didik untuk memberantas tindakan bullyng.
Materi selanjutnya disampaikan oleh bapak Basuki Rahmad yang merupakan seorang Psikolog Klinis Muda RSUD dr. Soedirman MS Kab. Wonogiri. Bapak Basuki menyampaikan Ketika mengetahui akan melaksanakan sosialisasi terhadap guru SD, beliau teringat dengan pendekatan, pengajaran pada saat dia masih SD. Guru harus menumbuhkan ruh guru dalam hati siswa. Sebagai pendidik / kita memiliki nilai luar biasa di anak. Kita Mari kita berbahagia dengan profesi kita kita dalami profesi kita sebagai guru. Guru itu memiliki luar biasa. Untük membentuk kedisipinan, tanggung jawab itu bukan hal yang mudah Di pendidikan dasar inilah semua akan berperan dengan maksimal. Definis kekerasan, UU Perlindungan anak khususnya pasal 1 angka IC, mendefinitikan kekerasan sebagai setiap perbuatan yang mengakibatkan penderitaan/kesengsaraan pada anak, baik secara fisk, psikis, seksual, maupun penelantaran. Bentuk kekerasan ada kekerasan fisik, Psikis dan Seksual . Penyebab terjadinya kekerasan pada anak ada karena faktor keluarga (pola asuh yg salah, riwayat kekerasan, kondisi rumah tangga yang tidak harmonis, kurangnya pemahaman tentang hak anak) faktor Individu (ketidakstabilan emosi pelaku anak dengan berkebutuhan Khusus, kurangnya pengetahuan anak tentang kekerasan). Faktor Sosial dan lingkungan Fakter Media dan Teknologi. Kurangnya perlindungan hukum dan penegakkan aturan. Dampak HP sangatlah luar biasa, kepekaannya berkurang. Membuat mereka lupa akan kebutuhan diri sendiri. Dampak yang didapatkan korban kekerasan (Dampak fisik, Dampak psikologis dan emasional, Dampak sosial, Dampak akademik, Dampak Jangka panjang).
Prinsip P3LP yaitu memperhatikan, mendengarkan dan menghubungkan. Prinsip-prinsip tersebut dapat dilakukan oleh anak anak maupun orang tua sebagai dukungan psikologis. Ketika anak sedang mengalami ketidakstabilan emosi ada beberapa aktivitas yang dapat meredakan kecemasannya, antara lain menggambar, menulis, membaca, menarik napas dalam-dalam, bercerita tentang perasaannya, bermain dengan hewan peliharaan, jalan jalan, memikirkan hal hal yang lucu. Terdapat 3 kunci komunikasi positif yaitu Empati, Hadir, Mendengarkan Aktif.
- Empati
Kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain (anak), apa penyebab perasaan tersebut, dan memahami dari sudut pandang anak tanpa larut dalam perasaan atau pikirannya. Perbedaan empati dan simpati yaitu simpati merupakan reaksi emosi yang terjadi secara langsung dan tidak terkendali. Sementara empati, merupakan keterampilan yang dipelajari untuk memahami pengalaman dan perasaan orang lain.
- Hadir
Menunjukkan kehadiran secara jiwa dan raga, serta memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Sikap hadir membantu individu untuk dapat mengamati dan memahami perilaku, ekspresi, intonasi suara, dan gerak gerik lawan bicara.
- Mendengarkan Aktif
Mendengarkan melalui mata, telinga, dan hati. Tidak hanya mendengarkan, melainkan juga memberikan perhatian penuh terhadap lawan bicara. Fokus pada masalah, bukan pada orang (tidak fokus pada siapa yang salah, tapi pada penyelesaian masalah). Mendengarkan. Bukan sekedar mendengar. Mendengarkan aktif menggunakan seluruh alat indra untuk menangkap pesan dari komunikasi yang tengah berlangsung, seperti mata, telinga, rasa, hidung. Tidak hanya menangkap pesan namun juga kesan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendengarkan aktif, yaitu: (1) Menggunakan pertanyaan terbuka. Bertujuan untuk memberikan kesempatan bercerita bagi anak dengan lebih luas dan lengkap. Misalnya ceritakan…” “Apa yang kamu maksud dengan…” “Apa yang bisa kami bantu?; (2) Melakukan refleksi emosi. Mengungkapkan perasaan lawan bicara dengan kata-kata. Refleksi emosi bertujuan untuk membantu individu mengenali perasaannya dan agar merasa dipahami. “Bingung, ya, mau mulai cerita dari mana…” “Kamu terlihat ragu-ragu untuk bercerita. Pasti berat, ya, rasanya…” “Capek sekali, ya, rasanya…
Apresiasi merupakan penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu dan merasakan hubungan emosional yang positif dengannya. Secara sederhana, apresiasi adalah bentuk penghargaan atau ungkapan terima kasih. Apresiasi dapat ditujukan kepada peristiwa, orang, perilaku, atau objek tertentu. Manfaat Apresiasi :
- Memunculkan perasaan positif yang dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis anak.
- Memelihara ikatan atau hubungan yang positif antara orang dewasa dan anak.
- Membuat anak nyaman karena merasa dihargai.
- Anak menjadi lebih menghormati dan menghargai.
- Menguatkan perilaku anak untuk melakukan perbuatan yang sama atau lebih baik dari penghargaan yang telah diberikan. Meningkatkan harga diri dan cepercayaan diri anak sehingga
- mendorong performa dan keberhasilan di lingkungan, dalam hal ini, sekolah atau rumah.

